Jakarta, 10 Oktober 2025. Kantor Urusan Internasional kerja sama dan Kebudayaan Universitas Trisakti (KUIKK) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong internasionalisasi pendidikan tinggi dengan menyelenggarakan workshop bertajuk “Fostering Global Readiness Through English as a Medium of Instruction (EMI)” pada Jumat, 10 Oktober 2025. Acara ini menjadi wadah penguatan kapasitas dosen dan tenaga pengajar dalam menghadapi dinamika pendidikan global melalui penguasaan dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan.

Workshop ini dibuka oleh Direktur Kantor Urusan Internasional, Kerja Sama dan Kebudayaan Universitas Trisakti, Ir. Agus Guntoro, M.Si., Ph.D., yang menegaskan pentingnya kesiapan institusi dan sumber daya manusia dalam menyongsong era pendidikan global. “Bahasa bukan lagi sekadar alat komunikasi, tapi juga jembatan menuju kolaborasi internasional dan pertukaran ilmu yang lebih luas,” ujarnya.

Turut hadir Dra. Agustin R. Lakawa, MS., Ph.D., selaku Kepala Pusat Budaya KUIKK, dan Wakil Rektor IV, Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes., FISDPH., FISPD, yang dalam sambutannya menekankan bahwa penguatan kompetensi EMI adalah bagian dari strategi Trisakti untuk meningkatkan daya saing global.

Acara semakin menarik dengan kehadiran dua pembicara internasional dari The University of Adelaide, Australia Kathy Watson dan Suria McGee yang membagikan wawasan mengenai praktik terbaik dalam mengajar menggunakan English as a Medium of Instruction. Mereka membahas tantangan, strategi pembelajaran, serta cara meningkatkan interaksi kelas yang inklusif dan efektif dalam konteks global.

Sesi dilanjutkan dengan sharing session inspiratif oleh Dr. Luki Adiati Pratomo, M.M., yang memberikan perspektif praktis dari pengalaman beliau dalam menerapkan EMI di lingkungan pendidikan Indonesia. Peserta tampak antusias mengikuti diskusi dan interaksi yang berlangsung dinamis sepanjang acara.

Dengan terselenggaranya workshop ini, Universitas Trisakti berharap para dosen mampu memperkuat kapasitas akademik dan membuka peluang lebih luas untuk kerjasama internasional, pertukaran pelajar, serta pengembangan kurikulum berstandar global.