Faktor kebudayaan, tradisi, kondisi geografis dan tentunya seni dalam bidang arsitektur (pola kampung, bangunan, tata ruang, teknologi bangunan, dll) lengkap tergambarkan dengan jelas dalam mempelajarinya. UNESCO telah mengakui dan menetapkan Indonesia sebagai negara dengan peninggalan budaya terbanyak dan usaha-usaha pelestarian pada Arsitektur Nusantara sudah dilakukan oleh berbagai pihak bersama dengan beberapa Arsitek yang peduli terhadap kekayaan tersebut.

Kota Palembang merupakan pilihan obyek studi lapangan kali ini. Dahulu Palembang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya, dimana peninggalan dari era kerajaan dan penjajahan masih dapat dilihat dengan baik. Kegiatan studi lapangan dilakukan pada tanggal 7 – 10 Maret 2019 didahului dengan kunjungan persahabatan ke Jurusan Arsitektur, Universitas Sriwijaya untuk mendapatkan pembekalan tentang Arsitektur di Palembang.

Studi lapangan diikuti oleh 27 peserta terdiri dari 9 orang dosen dan 18 orang mahasiswa peserta mata kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur Nusantara. Obyek yang dikunjungi antara lain Jurusan Arsitektur . Universitas Sriwijaya, Museum Balaputra Dewa, Kampung Al Munawar, Pulau Kemaro, Rumah Kapitan, Kampung Tuan Kentang, Rumah Baba Boentjit, Kawasan Sekanak Tua, Masjid Lawang Kidul, Klenteng Dharma Chandra Nadi, Masjid Agung Sultan Mahmud Badarudin 1. Topik pengamatan meliputi bangunan dan lingkungannya.

Studi lapangan ini diharapkan dapat memperluas wawasan, menginspirasi pengembangan pengajaran serta penelitian bagi tenaga pendidik pada Prodi Sarjana Arsitektur Universitas Trisakti. Bagi mahasiswa pengalaman empiris ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan pembelajaran langsung tentang kekayaan Arsitektur Nusantara khususnya dalam disiplin ilmu Arsitektur.