Berita

Berita Thumbnail
Selasa, 06 November 2018
Oleh: Admin

MANGUPURA Public Relations

Bisnis.com, MANGUPURA Public relations di era sekarang ini harus proaktif memberikan masukan ke organisasi dan tidak lagi hanya sekedar reaktif ketika krisis informasi dan komunikasi telah terjadi.

Tren perubahan perilaku publik karena didorong digitalisasi membuat stakeholder memiliki beragam sikap, hal itu hanya bisa disikapi apabila public relations (PR) tidak sekedar reaktif.

Founder International Public Relations Summit (IPRS) Elizabeth Goenawan Ananto menekankan fungsi PR merupakan jembatan antara kepentingan organisasi dengan masyarakat. "Harus proaktif jangan ketika krisis baru reaktif. PR harus berikan masukan informasi dari opini publik ke perusahaan. Dia menjadi jembatan untuk buat satu harmoni supaya tidak terjadi gap antara yang diinginkan perusahaan, NGO, atau organisasi dengan masyarakat," jelasnya di IPRS 2018, Senin (5/11/2018).

Menurut Elizabeth yang akrab dipanggil Bu EGA, mau tidak mau PR harus berubah dan organisasi wajib terlibat memberdayakan kualitasnya. Elizabeth menegaskan PR era sekarang tidak cukup hanya menguasai ilmu kehumasan. Jika ingin berkembang, harus meningkatkan kapasitasnya dengan membekali diri dengan multidisiplin ilmu salah satunya seperti geo politik.

Hal itu penting supaya dapat memberikan kontrobusi positif bagi organisasi tempatnya bekerja. Selain upgrade kapasitas ilmu, dia menekankan perlunya PR bekerja sama dengan IT sehingga informasi dapat disebarkan secara cepat sebagai satu tim, khususnya di era digital sekarang. "Sebetulnya core competence itu di PR untuk bicara value organisasi. Namun, tentu saja harus kerjasama dengan yang kuasai IT sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri. Ada informasi yang demikian cepat itu harus diantisipasi secara tim," tuturnya.

Selengkapnya: http://m.bisnis.com/bali/read/20181105/538/856685/public-relations-harus-proaktif

(Sumber : IG@usakti_official)

Floatin Button
Floatin Button